Terkadang aku kecewa dengan diriku sendiri. Tak mengerti dengan hati ini, tak bisa mengartikan keinginan ini. Harap ini hanya hatikulah yang tau, asa ini menghantui. Sebuah kebodohan yang tak memahami sedikitpun tentang apa penyebab kerisauan yang sekarang telah menyelimutiku. Gumpalan kabut menutupi pandangan antara jiwa dan raga. Kata hati dan kata lisan dibatasi oleh dinding-dinding batu yang keras. Logika dan perasaan tak menyatu, bahkan langkah ini tak menentu, langkah keraguan yang menuntunku berjalan melewati sebuah dunia semu yang kelabu. Sesuatu yang tak ku ketahui adalah kemana aku berjalan?? kapan aku berhenti?? dan apa tujuanku?? Sebuah perdebatan antara aku dan diriku, sebuah perpecahan antara lisan dan hati, ketidak sinambungan antara logika dan perasaan, butanya mata hati, kaburnya sebuah pandangan pasti membuat diri ini hampir hancur. Sempat hati ini menyuruku untuk berhenti, tapi kaki ini te