Aku dan Merpati

Sempat hati bertanya "mengapa harus ada angin dalam cerita kehidupanku?" Bagiku angin egois, karena hembusannya mampu menyentuh hatiku, sedangkan aku tak mampu menggenggamnya apalagi menyentuh hatinya karena dia berhembus begitu cepat.. Pernahkah angin berfikir bahwa kedatangannya menyejukanku dari kegersangan debu kehidupan? Namun itu tak lama, karena begitu saja ia berlalu tanpa kata perpisahan dan penjelasan Apakah dia tahu bahwa kepergiannya menimbulkan hujan yang belum mereda sampai saat ini?  "Mengapa" adalah awal dari setiap luapan pertanyaan yang membanjiri pikiran Hei Angin.... Mengapa kau datang menjadi salah satu tokoh dalam cerita kehidupanku?? Mengapa hanya berhembus pada selembar cerita? Mengapa pergi tanpa kata perpisahan?? Angin, mengapa engkau pergi??