Posts

Showing posts from December, 2011

Rindu

Ku lukis wajahmu di langit biru dengan awan-awan yang tersenyum padaku, Rasi-rasi bintang yang telah tersusun ku ubah menjadi gambaran dirimu agar kau seperti bintang yang bercahaya nan indah dalam hati dan hidupku, Hembusan angin adalah rindu yang kau sampaikan padaku, Hujan itu rintik-rintik cinta yang kau beri untuk membasahi hatiku yang tandus, Kasih... Lama kita tak jumpa, Mereka hanya meredam kerinduan ini sesaat, Saat ku rindu kutatap lukisanmu dilangit biru, Sebelum ku tertidur ku pandangi bintang-bintang bersama cahaya yang kau berikan, Namun tetap mereka adalah dirimu yang semu, Tak dapat sepenuhnya menghapus luapan kerinduan yang telah membanjiri harap kosong nan sepi.. Kasih... Kapan kita kan berjumpa kembali?? Ku harap kita kan bertemu di bawah langit tempat pertama kita berjumpa, Aku rindu................

Tinta Putih

Image
Saat itu lonceng-lonceng berbunyi, beri kebisingan di telingaku. Kemudian setelah aku melewati taman kosong tak berbunga, mereka diam beri hening dan sepi, yang terdengar hanyalah langkah kakiku yang berjalan menuju sebuah cerita yang kau buat pada secarik kertas hitam bertintakan putih. "Aku menunggumu disudut cerita" ucapmu padaku melalui angin yang berhembus mengibaskan ujung jilbabku. Kemudian bunga-bunga mulai tumbuh menghiasi taman, kupu-kupu kecil hinggap di ujung jari manisku, ia memberi senyuman manis padaku kemudian terbang mengelilingiku senbari berkata "Ini pertanda kau tlah dekat dengannya!" Aku tak tahu seberapa dekat aku harus berjalan lagi untuk menemukannya. Selangkah atau dua langkah atau mungkin dekat itu beribu-ribu langkah lagi? Atau mungkin berjuta-juta langkah lagi? Aku tak tahu! yang ku tau setelah aku bertemu denganmu disudut cerita dibawah naungan atap langit di tengah rumput-rumput yang bergoyang tertiup angin pada saat itulah kertas

Permata Terpendam

Banyak orang menghiraukannya bahkan mencemoohnya.. Tubuhnya usang diselimuti debu-debu kecil yang halus tapi tajam Aku pun tak tertarik, Bahkan aku pun berfikir tak akan pernah tertarik Tapi takdir membawaku menuju batu dekil itu Ya karena aku beranggapan bahwa itu adalah sebuah batu dekil seperti kebanyakan orang Suatu hari kucoba usap debu-debu itu Perlahan warnanya mulai berubah Kulihat bening dan berkilau ketika sang surya memancar padanya Ternyata mereka salah,, Apa yang mereka fikirkan salah,, Apa yang aku fikirkan salah.. Awalnya aku begitu munafik mengakui batu ini teramat berharga Hatiku berteriak "jangan pernah memandang sesuatu dari tampilannya saja" Ingin kumiliki permata ini setelah ku tahu batu ini begitu indah Tapi belum tentu takdir menunjuku sebagai pemiliknya Biarlah permata ini tetap terselip pada sudut cerita, hingga takdir menunjukan siapa pemilik batu permata ini!!